Nikmatnya Sego Jagung, Kuliner Legendaris dari Kudus

Sego Jagung khas Pegunungan Muria menjadi salah satu kuliner yag wajib dicoba saat berkunjung ke Kudus.

Kudus – Berkunjung ke Kabupaten Kudus kurang lengkap jika tidak berpetualang rasa dan mencicipi menu kuliner khas dari kota yang luas wilayahnya terkecil di Jawa Tengah ini.

Selain dikenal sebagai kota destinasi wisata religi bagi umat Islam, dengan keberadaan makam Sunan Kudus dan Sunan Muria, Kudus juga memiliki beragam kuliner unik nan lezat. Sebut saja seperti Soto Kudus, Sate Kerbau, Lentog, hingga Jenang Kudus. Tapi bukan cuma itu, ada satu lagi yang menarik: Sego Jagung khas Pegunungan Muria.

Menu kuliner legendaris ini bisa ditemukan saat berkunjung di Desa wisata Rahtawu, Kecamatan Gebog Kudus. Bukan hanya lezat di lidah, tapi juga membawa kenangan masa lalu bagi orang yang memakannya.

Menu legendaris Sego Jagung bisa ditemui di warung makan Griyo Kakung yang ada di Dukuh Semliro, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog. Atau tepat di bawah pos pendakian puncak 29 Pegunungan Muria Kudus.

Dari tampilan luar, bentuk rumah lawas dengan latar puncak Gunung Muria, langsung memanjakan mata pengunjung yang datang di tempat makan tersebut.

Begitu pula saat memasuki ke dalamnya, berbagai ornamen yang mengingatkan rumah jadul menghiasi tiap sudut rumah tersebut.

Suasana nyaman itu semakin bertambah dengan mencicipi beragam menu kuliner yang telah disediakan. Andalannya adalah sego jagung yang dipadukan dengan manas ati atau sambal lombok sayur atau sayur lompong.

Untuk lauknya, ada beragam yang dapat dipilih seperti ayam goreng atau ndas manyung. Bahkan yang cukup menarik adalah iwak kali yang sangat cocok dipadukan dengan sego jagung.

“Kami ingin menyajikan suasana legendaris ala kampung tempo dulu. Selain pilihan menunya, tempat makannya juga disetting sedemikian rupa agar semakin ngangenin,” ujar Agung pemilik usaha warung sego jagung khas Pegunungan Muria.

Dia menyebut, rumah yang digunakan untuk rumah makan itu memang rumah lawas. Peninggalan turun temurun dari kakeknya.

“Tiang saka dari kayu dan gebyok kayu bahkan sudah ratusan tahun. Karena saya mewarisi enam generasi dari simbah-simbah. Salah satu rumah tertua yang ada di dukuh Semliro,” tukas Agung.

Untuk menunya sendiri, Agung menyebut sengaja memilih masakan kampung. Menu itu melengkapi wisatawan yang datang dan ingin merasakan suasana berbeda dari perkotaan.

“Jadi pas. Melepas penat dengan suasana sejuk Gunung Muria dan ketinggian Desa Rahtawu. Makannya menu kampung yang jarang ada di kota. Bahkan bisa mengingatkan menu-menu tempo dulu yang sudah mulai jarang ada,”  Imbuh Agung.

Sego Jagung Jadi Andalan

Menu andalannya adalah sego jagung. Ada yang murni jagung atau ada yang dicampur dengan nasi biasa sesuai selera pengunjung.

“Menu itu biasanya cocok disantap dengan sayur lompong atau manas ati (sayur lombok). Kalau mau dengan urap pun enak,” ungkap Agung.

Sedangkan untuk lauknya paling cocok dengan iwak kali yang merupakan khas Desa Rahtawu. Atau bisa juga dipadukan dengan Ndas Manyung dengan sensasi pedasnya.

“Harganya cukup terjangkau. Mulai dari Rp 25 ribu saja,” katanya.

Sebagai hidangan penutup, Griyo Kakung juga telah menyiapkan gethuk nyimut untuk camilan serta kopi Muria. Menu ini juga telah melegenda dengan cita rasanya serta cocok diseruput di suasana yang sejuk.

Warung makan ini buka setiap hari kecuali Kamis, mulai pukul 09.00 WIB sampai 22.00 WIB. Selain wisatawan, para pendaki yang naik ke puncak 29 juga banyak yang mampir bersantai sampi menikmati kuliner khas Kudus.

Najwa, seorang pengunjung asal Jepara mengaku senang dengan suasana Griyo Kakung. Selain masakannya yang enak, suasana lokasinya juga membuat nyaman.

“Kebetulan lagi jalan-jalan dan coba mampir, ternyata memang enak masakannya dan tempatnya. View puncak gunung juga terlihat membuat semakin betah,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *